PRODUKIDN, Abu Gunung Agung Capai 5.142 Mdpl – Gunung Agung di Provinsi Bali kembali mengalami erupsi yang disertai dengan abu yang sangat tebal.
Erupsi Gunung Agung sudah kesekian kalinya kembali terjadi. Sebelumnya erupsi gunung ini membuat hujan abu vulkanik setinggi 2.000 meter atau 5.142 di atas permukaan laut.
Kali ini, erupsi yang terjadi juga tidak jauh berbeda dari yang sebelumnya tercatat.
Disampaikan oleh BNPB melalui akun twitter resminya, erupsi Gunung Agung terjadi pada hari Sabtu, 18 Mei 2019.
Erupsi yang terjadi pada pukul 02.09 WITA itu memiliki tinggi kolom abu 2.000 meter di atas puncak. Tidak jauh berbeda dari erupsi sebelumnya,
“Telah terjadi erupsi G. Agung, Bali, pada tanggal 18 Mei 2019 pada pukul 02:09 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak.” tulis BNPB.
BNPB menyebut kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal ini lebih mengarah ke arah timur dan tenggara.
Selain itu, erupsi ini juga mengakibatkan gempa dengan skala 2,7 dengan pusat gempa berada di Karangasem, Bali.
Abu Gunung Agung Capai 5.142 Mdpl
Sebelum ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa sebelumnya Gunung Agung sudah berada pada status Siaga III.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi ± 2 menit 16 detik.
Suara dentuman erupsi gunung ini pun terdengar hingga ke Pos Pengamatan Gunung Api Agung.
Masyarakat di sekitar, beserta para pendaki dan wisatawan diminta untuk mengungsi dan tidak berada dalam Zona Perkiraan Bahaya dalam radius 4 km dari puncak gunung.
Pemerintah setempat juga menghimbau kepada masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu dari Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya berupa aliran lahar yang dapat mengalir mengikuti aliran sungai.
Selain itu, warga juga dihimbau agar menggunakan masker untuk menghindari bahaya yang dapat diakibatkan oleh abu vulkanik yang menyebar cepat dan tinggi tersebut.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data terbaru.